SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BERBELANJA ONLINE DI STOCKIST NASA B.1722 MELAYANI PEMBELANJAAN DISTRIBUTOR MAUPUN KONSUMEN SERTA MELAYANI PENDAFTARAN MEMBER DISTRIBUTOR NASA

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT DENGAN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

Tanaman tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, kurang unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak seimbang, serta hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta Teknik budidaya tomat yang kurang diperhatikan.
PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memlihara kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

Teknik Budidaya Tomat dengan Teknologi NASA Organik
1. FASE PRA TANAM
a. Syarat Tumbuh
  • Tomat dapat ditanam di daratan rendah/dataran tinggi
  • Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5-6
  • Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan tinggi dapat menghambat persarian.
  • Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang amsih muda kaena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.
b. Pola Tanam
  • Tanaman yang dianjurkan adalah jagung,padi,sorghum,kubis dan kacang-kacangan
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
c. Penyiapan Lahan
  • Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau, dan kentang.
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangngilah tanah dengan air selama dua minggu.
  • Bila pH rendah berikanlah kapur Dolomite 150kg/1000m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu s ebelum tanam.
  • Buatlah bedegan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal.
  • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedegan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
  • Berikan pupuk dasar 4 kg Urea/ZA+7,5 Kg TSP+4 Kg KCI per 1000m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah.
  • Atau jika pakai pupuk Majemuk NPK (15-15-15) Dosis 20Kg/1000 m2 dicampur rata dengan tanah diatas bedengan.
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. hasil akan lebih bagus jika diganti SUPERNASA (dosis 1-2 botol/1000m2) dengan cara :

Alternatif 1 = 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijaikan larutan induk. Kemudian setiap 50 ltr air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedegan.
Alternati 2 = setiap 1 gembor volume 10 ltr diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram 10 meter bedengan.

Sebarkan natural GLIO 1-2 scahet yang telah dicampur pupuk kandang (+1 minggu) merata diatas bedengan pada sore hari.
Jika pakai mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari.
Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam.
Buat lubang tanam dengan jarak 60x80cm atau 60x50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.
d. Pemilihan Bibit
  • Pilih varietas tahan dan jenis Hybrida (F1 Hybryd)
  • Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS= Hari Setelah Semai) pindahkan ke lapangan.
  • untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
2. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
  • Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pup[uk kandang 25-30Kg+ Natural GLIO (1:1).
  • Masukan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa.
  • Sebarlah benih secara merata atau masukan satu persatu dalam polibag.
  • Setelah benih berumur 8-10 hari, pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah).
  • Penyemprotan POC NASA pada umur 1- dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki.
3. FASE TANAM (0-15 HST = Hari Setelah Tanam)
  • Bedengan sehari sebelumnya diairi (dilep) dahulu.
  • Bibit siap tanam 3-4 minggu, berdaun 5-6.
  • Penanam sore hari.
  • Buka plastik polibag.
  • Benamkan bibit secara dangkal pada atas pangkal batang dan timbun dengan tanah di sekitarnya.
  • Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per +15 liter air.
  • Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak,layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam.
  • Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa:lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit.
  • Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan natural VITURA
  • Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun, kendalikan dengan menyemprot natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit virus, Kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul,banci,kutu persik dan tungau dengan menyemprot Natural BVR atau PESTONA secara bergantian.
  • Pasang ajir sedini mungkin agar akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20cm dari batang tomat.
4. FASE VEGETATIF (15-30 HST)

  • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman.
  • Setelah tanaman tanaman hidup sekitar 1  mingguj semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCI dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan disekeliling tanaman pada jarak 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah berupa campuran Urea dan KCI (5gr), diberikan di sekeliling batang tanaman sejauh 5 cm dan sedalam 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
  • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCI lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh (7 cm).
  • Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan.
  • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.
  • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada Fase Tanam.
  • Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
  • Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi +20 cm harus di ikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
  • Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
5. FASE GENERATIF (30-80 HST)
1. Pengelolaan Tanah
  • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari.
  • Untuk merangasang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama/tanaman.
  • Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara : ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus diptong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.
  • Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah.
  • Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml (1/2 tutup) tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
a). Ulat Buah :
Gejala : Buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang.
Pengendalian : Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA.
b). Lalat Buah :
Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva  berwarna putih.
Pengendalian : Kumpulkan dan bakar buah yang terserang, gunakan perangkap lalat buah (bisa dicampurkan insektisida).
c). Busuk Daun :
Gejala : Bercak daun dan buah, serta busuk buah antraknose.
Pengendalian : Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO.
d). Busuk Ujung Buah :
Gejala Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk (dikarenakan kurang calsium)
Pengendalian : Berikan Dolomit.
e). Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA,GLIO, VITURA) belum bisa mengatasi dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan  pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perelat Perata AERO 810, dosis + ml (1/2 tutup)per tangki.

6. FASE PANEN DAN PASCA PANEN (80-130 HST)
  • Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri : Kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah, buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu peratu dan dipilih buah yang siap teik. masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh.
  • Interval pemetikan 2-3 hari sekali
  • Supaya tahan lama. tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang.
  • Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah.
  • Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan.
  • Buah tomat yang telah dipetik, dipersihkan, disortasi dan dipacking lalu diangkut siap untuk konsumsi.
INFO PEMESANAN PUPUK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI :
  • BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
  • KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA TOMAT DENGAN ORGANIK NASA"

Posting Komentar