TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KARET DENGAN ORGANIK NASA
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KARET
Karet (Hevea Brasiliensis) merupakan tanaman tahunan dengan pohon batang lurus. Pertama kali pohon karet terdapat di Brasil, Amerika Selatan. Setelah Henry Wickham melakukan percobaan berkali-kali, akhirnya pohon karet ini berhasil dikembangkan di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri tanaman karet pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia juga pernah menguasai produksi karet dunia, akan tetapi posisi Indonesia saat ini didesak oleh dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Thailand. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produk si dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
I. SYARAT TUMBUH POHON KARET
- Suhu udara 24 - 28 derajat Celcius
- Curah hujan 1.500 - 2.000 mm/tahun
- Penyinaran matahari antara 5 - 7 jam/hari
- Kelembaban tinggi
- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
- Tanah ber-pH 5 - 6 (batas toleransi 3 - 8)
- Ketinggian lahan 200m dpl
II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KARET
1. Pembibitan
a). Persemaian Perkecambahan
- Benih disemai di bedengan dengan lebar 1 - 1,2 m, panjang sesuai tempat
- Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5 - 7 cm
- Tebarkan Natural GLIO yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg
- Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm disisi barat
- Benih direndam POC NASA selama 3 - 6 jam (1 tutup/liter air)
- Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 1/2 tutup/liter air
- jarak tanam benih 1 - 2 cm
- Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10 - 44 HSS dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.
b). Persemaian Bibit
- Tanah dicangkuli sedalam 60 - 75 cm, lalu dihaaluskan dan diratakan
- Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm
- Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20x20x60 cm untuk okulasi hijau
- Penyiraman dilakukan secara teratur
- Pemupukan : (Diberikan 3 bulan sekali) GT 1:8 Urea, 4 gr TSP, 2 gr KCI perpohon. LCB 1320 : 2,5 gr Urea, 3 gr TSP, 2 gr KCI perpohon. POC NASA : 2 - 3 cc/liter air perbibit disiramkan 1 - 2 minggu sekali.
c). Pembuatan Kebun Entres
- Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi
- Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag
- Jarak tanam 1x1 m
- Pemupukan = Pupuk makro : (Diberikan 3 bulan sekali) Tahun I = 10 gr Urea, 10 gr TSP, 10 gr KCI/pohon. Tahun II = 15 gr Urea, 15 gr TSP, 15 gr KCI/pohon. POC NASA : 2 - 3 cc/liter air per bibit disiramkan 1 - 2 minggu sekali.
d). Okulasi
ada 2 macam okulasi coklat dan okulasi hijau.
KETERANGAN
|
OKULASI COKLAT
|
OKULASI HIJAU
|
Umur batang bawah
|
9-18 bulan
|
3-8 bln
|
Diameter batang 10 cm dari tanah
|
+ 2 cm
|
1 – 1,5 cm
|
Kayu okulasi
|
Dari kebun entres, warna hijau tua dan coklat, diameter 1,5 – 3 cm
|
Dari kebun entres umur 1-3 bln, warna masih hijau atau telah terbentuk 1-2 payung
|
Teknik Okulasi : (Keduanya sama)
- Pisahkan kayu dari kulit (perisai)
- masukan perisai ke dalam jendela
- Membalut dengan menggunakan pita plastik.rafia tebal 0,4 mm
- Setelah 3 minggu balut dibuka, jika perisai digores sedikit masih hijau segar, maka okulasi berhasil. Diulangi 1 - 2 minggu kemudian
- Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang bawah +10 cm diatas okulasi
- Bibit okulasi yang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum tinggi, stum mini, dan bibit polybag
2. Pengolahan Media Tanam
- Tanah dibongkar dengan cangkul/traktor, dan bersihkan dari sisa akar
- Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal 1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam
- Pembuatan rorak (kotak kayu panjang) pada tanah landai. Rorak berguna untuk menampung tanah yang tererosi, jika sudah penuh isi rorak dituangkan ke areal di sebelah atas rorak
- Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan diperkeras
3. Teknik Penanaman
a). Penetuan Pola Tanaman
- 0 - 3 thn tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedelai
- > 3 thn tumpangsari dengan jahe atau kapulogo
b). Pembuatan Lubang Tanam
- Jarak tanam 7x3 m (476 bibit/ha)
- Lubang tanam : Okulasi stump mini 60x60x60 cm. Okulasi stump tinggi 80x80x80 cm
c). Cara Penanaman
- Masukan bibit dan plastiknya dalam lubang tanah dan biarkan 2 - 3 minggu
- Buka kantong plastik, tebarkan Natural GLIO yang telah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang +1 minggu dan segera timbun dengan tanah galian
- Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secara merata (1 tutup/liter air perpohon). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Caranya : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
d). Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman : Dilakukan saat tanaman berumur 1 - 2 tahun
- PemupukanUMUR (BULAN)DOSIS PUPUK MAKRO (PER HA)UREA (KG)ROCK PHOSPAT (KG)MOP/KCL (KG)KIESERITE (MGSO4) (KG)0015000360115404086011540401275135504018751355040241153001157536210300115754823530011575dstsebaiknya dilakukan analisa tanahDosis POC NASA mulai awal tanam :0 – 362-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4 – 5 bulan sekali> 363-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3 – 4 bulan sekaliDosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :1. Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon2. Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohonCatatan : Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1 - 2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk +300 tanaman.
e). Hama dan Penyakit.
1. Hama
a. Kutu Tanaman
Gejala : Merusak tanaman dengan menghisap cairan dari pucuk batang dan daun muda, bagian tanaman yang dihisap menjadi kuning dan kering.
Pengendalian : Menggunakan BVR atau PESTONA
b. Tungau
Gejala : Menghisap cairan dan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga pertumbuhan tidak normal dan kerdil, daun berguguran.
Pengendalian : Menggunakan BVR atau PESTONA
2. Penyakit
Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap, sebagian besar disebabkan oleh jamur. Penyakit tersebut antara lain :
- Penyakit pada akar : Akar putih, Akar merah, Jamur upas
- Penyakit pada batang : Kanker bercak, Busuk pangkal batang.
- Penyakit pada bidang sadap : Kanker garis, Mouldy rot
- Penyakit pada daun : Embun tepung, Penyakit Jamur Colletorichum, Penyakit jamur Phytophthora.
Pengendalian dan pencegahan Penyakit karena jamur :
- Menanam bibit sehat dan dari klon resisten
- Pemupukan lengkap dan seimbang (makro - mikro) dengan jenis pupuk, dosis dan waktu yang tepat.
- Taburkan Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam sanitasi kebun
- Pemangkasan tanaman penutup yang terlalu berat
- Bagian yang terserang segera dimusnahkan
- Penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah
- Pisau sadap harus steril
- Khusus penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen dengan dosis 2x lipat dan semprot dengan POC NASA 3 - 5 tutup/tangki
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisda alami belum mengatasi dapat menggunakan pestisida kimia yang dianjurkan.Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
f). Panen karet
- Penyadapan pada umur + 5 tahun dan dapat dilakukan selama 25 - 35 tahun.
- Pemakaian POC NASA, HORMONIK dan SUPERNASA secara teratur akan mempercepat waktu penyadapan pertama kali dan memperlama usia produksi tanaman.
- BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
- KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI
0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KARET DENGAN ORGANIK NASA"
Posting Komentar