SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BERBELANJA ONLINE DI STOCKIST NASA B.1722 MELAYANI PEMBELANJAAN DISTRIBUTOR MAUPUN KONSUMEN SERTA MELAYANI PENDAFTARAN MEMBER DISTRIBUTOR NASA

TEKNIK BUDIDAYA IKAN PATIN DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA IKAN PATIN


Ikan patin merupakan peluang bisnis yang cukup bagus untuk menjadi salah satu pilihan dalam usaha perikanan karena ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi serhari-hari, jadi kebutuhan akan jenis ikan ini selalu dibutuhkan dipasaran.
Peluang usaha Budidaya Ikan patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu Kegiatan Pembenihan dan Kegiatan Pembesaran Ikan patin, oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA mendukung budidaya ikan patin dengan produk-produknya yang tebuat dari bahan-bahan organik dan kaya manfaat untuk meningkatkan produksi dan mempercepat budidaya perikanan.
Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8 - 12 gram/ekor. Dan setelah umur 6 bulan dapat mencapai 600 - 700 gram/ekor. Dengan aplikasi produk berupa VITERNA, POC NASA, HORMONIK dan TON sejak dari awal budidaya hingga panen, terbukti mampu mempercepat masa budidaya ikan patin tersebut dan menghasilkan kualitas  yang baik.

Syarat Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan patin memerlukan persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :

  • Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budidaya ikan patin adaalh jenis tanah liar/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematangan/dinding kolam.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 - 5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat
  • Kualitas aiar untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak telalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  • Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adlah 26 - 28 Deraja Celcius. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  • pH air berkisar antara 6,5 - 7.
Teknik Budidaya Ikan Patin
A. PEMBIBITAN IKAN PATIN
Pembibitan ikan patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan . Cara Tradisional bibit ikan patin diperoleh dengan menagnkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih Induk Siap Pijah.
Induk Patin yang hendak dipijahkan sebaiknya diperlihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama Pemeliharaan, induk diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi selain itu diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk.
Ciri-ciri induk patin yang sudah siap dipijahkan :
a) Induk Betina :
  • Umur 3 tahun
  • Ukuran 1,5 - 2 kg
  • Perut membesar ke arah anus
  • Perut terasa empuk dan halus bila diraba
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
  • Kulit pada bagian perut lembek tipis
  • Kalau disekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b). Induk Jantan :
  • Umur 2 tahun
  • ukuran 1,5 - 2 kg
  • Kulit perut lembek dan tipis
  • Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
  • kelamin membengkak dan berwarna merah tua
2. Persiapan Hormon Perangsang
Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat fitemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati menggunakan pinset. Setelah diambil dimasukan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lembut, selanjutnya dicampur dengan air murni.

3. Kawin Suntik (Induce Breeding)
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni, ambil dengan jarum suntik dan disuntikan pada punggung ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk betina mengeluarkan telur dan selanjutnya dibuahi oleh patin jantan.

4. Penetasan Telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagaian dengan air bersih dari sumur.

5. Perawatan larva.
  • Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 x 45 x 45 cm 
  • Setiap akuarium atau bak diisi dengan air yang telah di aerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium.
  • Aerator ditempatkan pad setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi
  • Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana
  • Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur.
  • Pada hari ke 3, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa moina cyorinacea (kutu air) dan jentik nyamuk.
6. Pendederan
Benih ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak semen. lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alam.

7. Pemanenan (Bagi yang jual benih ikan)
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

B. PEMELIHARAAN DAN PEMBESARAN
Pemeliharaan pembesaran ditujukan untuk pemenuhan ikan patin konsumsi, ikan patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar, ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600 - 700 gram. Ikan patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipelihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam kondisi yang baik.
Langkah-langkah pemeliharaan ikan patin sebagai berikut :
1. Pemupukan 
  • Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebaskan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan alami sebanyak-banyaknya. Pemakaian TON ditambah 50% pupuk kimia dasar yang biasa digunakan.
  • TON ditebarkan disaat proses pengeringan air kolam. lalu setelah 3 - 5 hari masukkan air setinggi 5 - 10 cm kemudian endapkan selama 1 minggu.
  • Setelah 1 minggu tambahkan air menjadi 30 cm dan selanjutnya masukkan POC NASA dan biarkan selama 3 hari.
  • Kolam siap dimasukkan benih ikan.
2. Pemberian Pakan
  • faktor yang cukup menentukan dalam budidaya ikan patin adalah faktor pemberian makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberi makanan.
  • Pemberian makanan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan ditambahkan VITERNA + POC NASA + HORMONIK untuk pemberian pakan dilakukan disaat pagi hari. Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3 - 5% d ari jumlah berat badan ikan peliharaan.
  • Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5 - 10 ekor ikan 
  • Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, dll. Makanan alami yang diperloeh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
3. Penanganan Hama Dan Penyakit 
  • Salah satu kendala dan masalahbudidaya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain linsang, kura-kura, biawak, ular air dan burung.
  • Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan di sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu.
  • Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gannguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular, sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
4. Pemanenan Ikan Patin
  • Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budidaya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan, kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
  • Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
  • Pemasaran ikan patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakan menjual dalam bentuk ini.
INFO PEMESANAN VITAMIN TERNAK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI :
  • BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
  • KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA IKAN PATIN DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA"

Posting Komentar