SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BERBELANJA ONLINE DI STOCKIST NASA B.1722 MELAYANI PEMBELANJAAN DISTRIBUTOR MAUPUN KONSUMEN SERTA MELAYANI PENDAFTARAN MEMBER DISTRIBUTOR NASA

TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA


Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila ini cenderung sangat mudah dikembangkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan Teknik Budidaya Ikan Nila yang muda dan pemasaran yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan nila  sebagai peluang usaha yang bagus. PT. NATURAL NUSANTARA mendukung program ini dengan membuat pupuk organik seperti TON (pupuk khusus perikanan), VITERNA, POC NASA, HORMONIK yang telah banyak dibuktikan keunggulannya oleh para petani dan peternak ikan nila

A. PENYIAPAN SARANA DAN PERALATAN
1. Kolam
jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain :

  • Kolam pemeliharaan Induk/Pemijahan : Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan. Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50 - 100 m dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20 - 22 derajat Celcius, kedalamannya 40 - 60 cm, dasar kolam sebaiknya berpasir. Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50 - 100 m2, kedalam air kolam antara 30 - 50 cm. Kepadatan sebaiknya 5 - 50 ekor/m2. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau iupkan antara 3 -  4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3 - 5 cm.
  • Kolam Pembesaran : Tahap pertama berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2- 4 buah dengan luas maksimum 250 - 500 m2/kolam. Pembesaran tahap pertama ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil, maka benih memasuki pembesaran tahap kedua.
  • Kolam Pembesaran : Tahap kedua berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25 - 1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap kedua sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/m2.
  • Kolam Pembesaran Tahap Ketiga : Berfungsi untuk membesarkan benih, diperlukan kolam tanah antara 80 - 100 cm degnan luas 500 - 2000 m2.
  • Pembesaran ikan nila dapat juga dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1x2 m sampai 2x3 m dengan kedalaman 75 - 100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam, selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak swawah diperdalam dahulu  agar dapat menampung air sedalam 50 - 60 cmdibuat parit selebar 1 - 1,5 m dengan kedalaman 60 - 7 cm.
2. Perlatan
  • Alat-alat yang biasa dipergunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantgaranya adalah : jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu) untuk menampung sementara induk maupun benih, seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil dan besar, cangkul, arit, pisau. 
  • Peralatan yang digunakan untuk memanen/menagkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari aluminium/bambu, oblok/delok (untuk pengankut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi) scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), jaring berbentuk segi empat (untuk menagkap induk ikan)
3. Persiapan Media
yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan meia untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dll. Dalam menyidiakan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25 - 200 gram/m2. Pemupukan dengan Pupuk Organik nasa yang berupa TON + Urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50 - 700 gram/m2.

B. PEMBIBITAN
1. Pemilihan bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang baik dalah sebagai berikut :

  • Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang tinggi
  • Pertumbuhan yang cepat
  • Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan
  • Resisten tehadap serangan hama, parasit dan penyakit
  • Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120 - 180 grm atau lebih per ekor dan berumur sekitar 4 - 5 bulan.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan betina adalah sebagai berikut :
a) Betina
  1. Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine
  2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas
  3. Warna perut lebih putih
  4. Warna dagu putih
  5. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan
b). Jantan
  1. Pada alat urogenital terdapat 2 buah lubang yaitu : Anus dan lubang sperma merangkap lubang urine
  2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas
  3. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman
  4. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan
  5. Jika perut distriping mengeluarkan cairan
Ikan nila sangant mudah kawin silang dan bertelur secara liar akibatnya kepadatan kolam meningkat. Disamping itu ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekuranganikan nila diatas, maka dikembangkan metode kultur tunggal kelamin (monosek) dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan bentina
Ada beberapa cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu : dipilih secara manual, Sistem hibridasi antar jenis tertentu, merangsang perubahan seks dengan hormon.
Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara yaitu : Perendaman dan Perlakukan hormon melalui pakan

2. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah : 
  • Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan)
  • memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut "benih kebul". Benih yang berumur 2 - 3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa barat). Ukuran nya 3 - 5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau disawah. Setelah dipelihara selama 1 - 3 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8 - 10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah berumur 2 - 3 minggu, ukurannya 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1 - 1,5 bulan. Pad umur ini panjang benih telah mencapai 10 - 12 cm dengan berat a15 - 20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.

3. Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran, saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air
a). Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik serta kapur. dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100 - 150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan pH kolam dan mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi pupuk TON dengan ditambahkan pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dengan TON lalu ditebarkan merata didasar kolam. Selesai pemupukan kolam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3 - 4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Hari ke 5 air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm lalu masukkan POC NASA ke dalam kolam dan diamkan selama 2 hari 2 malam. Setelah itu air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu plankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan aori kolam diatur sedalam 75 - 100 cm
b). Pemberian Pakan.
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, sperti caing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk pakan tambahan bisa juga ditambahkan pakan buatan yang berupa pelet dengan ukuran kecil. Pakan buatan dicampurkan dengan VITERNA + POC NASA + HORMONIK
c). Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia. Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda.
Intensitas usha dibagi dalam 3 tingkat yaitu :
1. Sistem Ekstensif (Teknologi Sederhana)
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar dapat pulan dilakukan disawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. 
2. Sistem Semi Intensif (Teknologi Madya)
Pemeliharaan semi intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, disawah dan di jaring apung. pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Prasarana berupa saluran irigasi yang cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2 - 3 kali per tahun. Selain itu penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan disawah hanya memerlukan waktu 2 - 2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang
3). Sistem Intensif (Teknologi Maju)
Sistem pemeliharaan intensif merupakan sistem pemeliharaan yang paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangant tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih

C. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan ikan nila dapat dipanen. Pada sat panen total ukuran ikan bervariasi diatas 50 gram/ekor. Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Teknik memanen yang paling mudah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Jika ikan dipanen ssecara keseluruhan maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati, ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran kemudian diserok/ditangkap. Setelah panen selesai kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.

INFO PEMESANAN VITAMIN TERNAK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI :
  • BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
  • KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA "

Posting Komentar