SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BERBELANJA ONLINE DI STOCKIST NASA B.1722 MELAYANI PEMBELANJAAN DISTRIBUTOR MAUPUN KONSUMEN SERTA MELAYANI PENDAFTARAN MEMBER DISTRIBUTOR NASA

TEKNIK BUDIDAYA BELUT DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA BELUT


Lokasi budidaya sebelum pembuatan kolam dimulai deng asurvey lokasi seharusnya dilakukan sebagai langkah awal bagi para investor atau peminat sebelum memutuskan untuk membangun kolam. namun kenyataan yang terjadi kini sering tidak demikian. Umumnya orang memilki tanah terlebih dahulu baru tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian tidaklah berlebihan jika dalam diktat ini disinggu langkah-langkah yang ideal untuk membuat kolam.

MEMBUAT KOLAM
Jika dalam memilih lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibuat dan telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah dapat dimulai. Namun sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibuat sebab kegiatan budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan kegiatan yang hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harus ada di suatu areal budidaya belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam pembesaran.
Ukuran kolam untuk semua jenis kegiatan tidak sama besarnya yaitu :

  1. Kolam Penampungan Induk : ukurannya 200 cm x 200 cm dengan kedalaman 100 cm
  2. Kolam Pemijahan dan Pendederan : Ukurannya 200 cm x 200 xm dengan kedalaman 100 cm
  3. kolam Pembesaran : Ukurannya 500 cm x 500 cm dengan kedalaman 120 cm
MEDIA PEMELIHARAAN
Setelah kolam selesai dibuat yang paling utama adalh pemberian media pemeliharaan sebelum kolam tersebut di gunakan, yaitu media untuk tempat hidup belut berupa tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kosmos (Sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan), jerami padi, cincangan pisang, pupuk urea dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :
  • Lapisan pertama palinga bawh jerami pad setinggi 30 cm
  • Diatas jerami ditaburi secara merata dengan SUPERNASA ataupun TON dicampur dengan pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg 
  • Lapisan kedua tanah/lumpur setinggi 5 cm
  • Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm dan diatasnya diberi pupuk kompos setinggi 5 cm, serta siramkan POC NASA kedalamnya.
  • Lapisan keempat tanah/lumpur setingg 5 cm
  • Lapisan ke lima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
  • Lapisan ke enam tanah/lumpur setinggi 15 cm
  • Lapisan ke tujuh air setinggi 10 cm
  • Diatas air ditanami secara merata dan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Setelah 2 minggu selesai proses permentasinya maka benih/bibit belut dapat dimasukan ke kolam pemeliharaan tersebut.

MEMILIH BENIH
Pelaksanaan pengembangbiakan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahap memilih benihagar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarat sebagai berikut :
  • Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan.
  • Gerakan tubuhnya lincah dan agresif
  • Penampilan nya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
  • Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
  • Usianya berkisar 2 - 4 bulan
Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dal;am siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat-sifat belut serupa itu maka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya, untuk mengetahui induk belut yang baik. 
Berikut ciri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina :
1. Induk Belut Jantan :
  • Berukuran panjang lebih dari 40 cm
  • Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu-abu
  • Bentuk kepala tumpul
  • usianya diatas sepuluh tahun
2. Induk Belut Betina :
  • Berukuran panjang antara 20 - 30 cm
  • Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
  • Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
  • Bentuk kepala runcing
  • usianya dibawah sembilan bulan.
PERKEMBANG BIAKAN BELUT
Belut ini mudah berkembang biak di alam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakan di kolam, asal media dikolam menyerupai habita aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali tetapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau.
Perkawinan belut umumnya tiba akan terlihat belut jantan berbondong ramai-ramai berenang ke berbagai penjuru ke arah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan di bangun mirip "U". Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubang nya. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan air. Telur yang sudah dibuai selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian. Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur-telur tersebut sampai mentas. Selama menjaga telur ini belut jantan menjadi galak.

PENETASAN
Telur-telur dialam akan menetas setelah 9 - 10 hari kemudian, tetapi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12 - 14 hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan-pelan berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak-anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu, setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenang sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencarai makanan sendiri makanan sendiri tempat lain.

MAKANAN DAN KEBIASAAN MAKAN
Secara alamiah belut memakan berbagi jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, cacing dan anak ikan, jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.
Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti protozoa (hewan bersel satu), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), Invertebrate (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil). Sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu dan benih ikan.
Karena belut menyukai binatang hidup maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuatlubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang perangkap ini berdiameter 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah lalu membengkok dan mendatar. 
Makanan belut bisa juga ditambahkan dengan pakan buatan yang berupa pelet. Pakan buatan bisa diberikan setiap pagi dan sore hari Pakan buatan ditambahkan dengan VITERNA+POC NASA+HORMONIK.

HAMA BELUT
belut tidak tereserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri, yang diderita belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakan oleh sesama belut, agar belut tetap sehat usahakan jangan kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya tetap mengalir. Hama belut selain sebagai pemangsa juga dapat sebagai pesaing dalam hal konsumsi pakan. Hama dan pemangsa belut antara lain : Burung belibis, bebek/itik dll. Cara yang terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut yaitu dengan cara membuat kondisi kolam pemelihraan rapi sesuai aturan dan dikontrol agar tidak mejadi sarang bagi hama pemangsa.

PANEN
Untuk memanen belut diperlukan ketepan waktu panen dan cara panen, wadah penampungan juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. belut siap dipanen untuk kebutuhan pasca local dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan (sistem dengan pembesaran), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan 

PASCA PANEN
Perlakuan pasca panen yang perlu diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan bila ada yang bocor hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan dnegan yang baru supaya zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan tumbuh banyak.
INFO PEMESANAN PUPUK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI :
  • BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
  • KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA BELUT DENGAN VITAMIN ORGANIK NASA"

Posting Komentar