SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BERBELANJA ONLINE DI STOCKIST NASA B.1722 MELAYANI PEMBELANJAAN DISTRIBUTOR MAUPUN KONSUMEN SERTA MELAYANI PENDAFTARAN MEMBER DISTRIBUTOR NASA

TEKNIK BUDIDAYA BUAH MANGGA DENGAN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA BUAH MANGGA


Budidaya buah mangga merupakan salah satu peluang yang cukup bagus kaena produksi mangga saat ini ternyata belum mampu memenuhi banyaknya kebutuhan pasar, terutama pangsa pasar luar negeri. Hal ini dikarenakan kualitasnya masih kurang bersaing, serta produktivitasnya tergolong rendah. Kondisi ini disebabkan karena penerapan Teknik Budidaya Mangga yang belum begitu optimal. Dengan memperhatikan keadaan tersebut PT. NATURAL NUSANTARA dengan teknologi organiknya membantu peningkatan produksi buah mangga, baik secara Kuantitas, Kualitas maupun aspek Kelestarian Lingkungan (Aspek K-3). Dengan harapan para petani mangga di Indonesia mampu bersaing di era globalisasi dan pasar bebas.

Teknik Budidaya Mangga
Tanaman mangga dapat tumbuh dengan baik pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah lemah dan berbutir-butir pada ketinggian 50-300 m dpl. Varietas mangga yang mempunyai nilai jual tinggi yaitu antara lain : Jenis Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.

PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam, ukuran 1mx1mx1m dan jarak tanam 6mx8m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, akan lebih optimal jika disiram pupuk organik padat SUPERNASA (0,5 ltr air/pohon).

PENANAMAN MANGGA
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam, lepas kantong plastik, kedalam tanam + 15 - 20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit

PEMUPUKAN TANAMAN MANGGA

  • Pupuk kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga 1 - 5 tahun diberi 30 kg pupuk kandang. Umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg Pupuk kandang. Akan lebih optimal jika diberikan pupuk organik SUPERNASA.
  • Alternatif 1 = 0,5 sendok makan/5 ltr air pertanaman 
  • Alternatif 2 = 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter  air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram pohon.
  • Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
  • Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3 - 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) pertangki setiap 1 - 3 bulan sekali.
  • Pupuk NPK 2 kali setahun diawal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb : 

UMUR (TH)
PK (KG)
DOSIS PUPUK MAKRO (KG/POHON)
ZA
TSP
KCL
1 – 3
20 – 30
0.5 – 1
0.25-0.5
0.25-0.5
4 – 6
30 – 40
1 – 2
0.5 – 1
0.5 – 1
7 – 10
50 – 60
2 – 3
1 – 1.5
1 – 1.5
> 10
50 – 60
3 – 4
1.5 – 2
1.5 – 2

PEMANGKASAN TANANAM
Pangkas bentuk (3 tahap) :
  1. Tahap 1 : Umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan diatas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
  2. Tahap 2 : Pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1-3-9
  3. Tahap 3 : Umur 3 tahun, cara sama seperti tahap 2 tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi  .
PANGKAS PRODUKSI
Pemangkasan ini untuk memelihara tananman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan kebawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.

PENDANGIRAN
dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (Pembumbunan)  disekitar tanaman agar patogen yang ada di dalam tanah mati.

MULCHING (MULSA)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami/sisa-sisa bekas pangkasan/tanaman sela.

PENGENDALIAN GULMA 
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.

INDUKSI BUNGA
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik padat SUPERNASA dengan dosis 1 - 2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua (Februari - Maret) dan disemprot POC NASA (3 - 4 tutup/tangki) + HORMONIK (1 tutup) per tangki.

PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). 
Pupuk yang digunakan : 
Monokalsium  Phospat (MKP) : Diberikan sebelum tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 4 - 5 gr/liter).
POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation (dosis 4 - 5 tutup/tangki)
POC NASA (3 - 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.

untuk meningkatkan pertumbuhan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan POWER NUTRITION yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan. Cara dan aplikasinya adalah : Larutkan 3  sendok makan POWER NUTRITION ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran disekitar batang pada pagi atau sore hari.Agar peresapam nutrisi menjadi optimal bisa ditambahkan AERO 810 dalam larutan POWER NUTRITION tadi.

HAMA DAN PENYAKIT MANGGA
a). Ulat Borer.
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/ menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. 
Gejala :Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara menjadi terhenti kemudian mati. 
Pengendalian : Cabang / tunas yang terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b). Thrips
Hama ini sering disebut Thrips bergaris merah sebab pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. hama ini selain menyerang daun muda tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit
Gejala : Daun seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting, apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh.
Pengendalian : Tunas muda yang terserang dipotong dan dibakar. Pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA.
c). Ulat
Warna sedikit coklat sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur ulat menetas  dan  dewasa menyerang tangkai buah muda. 
Gejala : Bunga muda gugur karena lapisan abisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. aktif pada malam hari
Pengendalian : Penyemprotan dengan PESTONA
d). Seed Borer
Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji nuah akibatnya buah busuk dan jatuh. 
Gejala : Berbeda dengan Black borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah Lubang gerekan terdapat sebagai sumber penyakit.
Pengendalian : Pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.
e). Wereng Mangga
Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongatia, Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga sehingga kering penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga, dengan dikeluarkannya embun madu dari wereng yang dapat menyebabkab Phytotoxic pada tunasm daun dan bunga.
Pengendalian : Pengasapan, Penyemprotan BVR dan PESTONA sebelum bungan mekar / sore hari 
f). Lalat Buah
Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, disekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat Agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder, jamur dan bakteri.
Pengendalian : Pembungkusan buah, Pemasangan perangkap lalat buah.
g). Penyakit Antraknose
Terjadi bintikbintik hitam pada flush, daun, malai, dan buah. Serangan hebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan jika malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
Pengendalian : Penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman yang terserang dikumpulkan dan dibakar.
h). Penyakit Recife
Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyalit ini adalah Kumbang Xyleborus Affinis. Kumbang ini membuat terowongan di dalam batang / cabang kemudian cendawan Diplodia masuk kedalam terowongan. Diluar tempat kumpang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga , kudis/scab, bercak karat merah.

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) pertangki.
Penyemprotan herbisida (untuk Gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) pertangki.

PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bungan mekar, buah berbedak dan pada jam 09.00 - 16.00 Wib dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1 cm 

INFO PEMESANAN PUPUK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI :
  • BUDIANTO NASA TELP/WA : 0819-0263-9545
  • KLIK TOMBOL WHATSAPP DIBAWAH INI

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA BUAH MANGGA DENGAN ORGANIK NASA"

Posting Komentar